Terminology yang dikenal pula sebagai Nomenklatur adalah suatu ilmu yang berkenaan dengan penelitian, pengaturan dan pembentukan istilah sehingga dengan demikian seseorang atau suatu benda dapat dikenali atau digambarkan.
Prostodontics diterjemahkan sebagai prostodonsi atau prostodonsia yaitu ilmu geligi tiruan atau ilmu gigi tiruan. Menurut ADA (Amnerican Dental Association), prostodonsi adalah ilmu dan seni pembuatan suatu penggantian yang padan (=sesuai) bagi hilangnya bagian korona gigi, satu atau lebih gigi asli yang hilang serta jaringan disekitarnya agar supaya fungsi, penampilan, rasa nyaman dan kesehatan yang terganggu karenanya dapat dipulihkan.
Protesa (=prosthesis) dimaksudkan suatu penggantian buatan atau tiruan yang dibuat untuk menggantikan salah satu bagian tubuh yang hilang atau memang lahir tidak ada; misalnya tangan, kaki, mata, dsb.
Prostetik (=prosthetics) adalah seni dan ilmu yang bersangkutan dengan pembuatan, pemasangan dan perawatarn dengan suatu protesa.
CABANG ILMU PROSTODONSIA
1. Prostodonsia Lepasan (Ilmu Geligi Tiruan Lepasan=Removable Prosthodontics)
2. Prostodonsi Cekat ( Ilmu geligi Tiruan cekat= Fixed Prosthodontics)
3. Prostetik Maxilo Fasial ( Maxillo Facial Prosthetics = prostetik yang berhubungan mengenai wajah dan tulang rahang)
Abutment tooth yaitu gigi peendukung atau gigi penyangga aatau gigi penahan
Basis atau sadel (=base atau sadle) adalah bagian protesa yang berhadapan dengan jaringan lunak mulut dibawahnya.
Bounded=paradental ( beujung tertutup) yaitu sebuah sadel bila kedua ujung atau sisinya dibatasi gigi asli.
Free End = berujung bebas yaitu sebuah sadel bia gigi asli hanya menjadi batas pada salah satu sisinya saja, biasanya di bagian posterior
Jaw Impression (= Pencetakan rahang) yang akan menghasilkan cetakan rahang yaitu bentuk negative lengkung gigi dan jaringan sekitarnya yang kita cetak.
Survey (=sigi= = surveying) adalah suatu prosedur penentuan lokasi dan garis luar (=outline)dari kontir dan posisi geligi penahan, serta jaringan mulut lainnya pada model rahang.
Galengan gigit atau Tanggul gigit (= occlusion rims atau bite rims) yaitu galengan atau tanggul yang terbuat dari malam dan diletakkan di atas basis untuk menentukan hubungan oklusi gigi atas dan gigi bawah. 1
Oklusi adalah hubungan daerah kunyah gigi deligi dalam keadaan tak berfungsi.
Oklusi sentris adalah hubungan kontak maksimal dari gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah waktu rahang bawah dalam keadaan relasi sentris.
Relasi sentris adalah hubungan rahang bawah dengan rahang atas pada mana kepala sendi/condyle berada dalam keadaan paling dorsal dalam cekungan sendi/ glenoid fossa tanpa mengurangi kebebasannya untuk bergerak ke lateral.
Oklusi aktif adalah kontak antara gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah dimana gigi-gigi di rahang bawah mengadakan gerakan/ gesekan ke depan, ke belakang, ke sisi kiri dan kanaan atau ke lateral.
Free Way Space adalah ruang antara bidang oklusi dari gigi-gigi atas dan bawah yang diperoleh waktu rahang bawah bergerak dari physiological rest position ke oklusi sentries. Pada anak-anak lebih besar dan pada orang lebih lanjut usianya, ruangnya lebih kecil (tidak stabil) umumnya 2-6 mm.
Heartwel Jr (1974) mengatakan bahwa FWS kira=kira 3 mm pada posisi kepala tegak.
Buer dan Gutowski (1975) serta Neil (1983) berpendapat bahwa FWS di daerah anterior harus sebesar 4 mm dan di daerah posterior harus sebesar 2 mm
Mack (1971) mengatakan bahwa FWS di daerah molar adalah 2-4 mm
Hupfauf (1980) menemukan besarnya FWS adalah kira-kira 2 mm
Dimensi Vertikal adalah jarak antara rahang atas dan rahang bawah.
a. Dimensi vertical fisiologis, yaitu jaraj vertical antara rahang atas dan rahang bawah pada waktu rahang bawah dalam keadaan istirahat fisiologis. Dawson (1974), Sharry (1974) dan Boucher (1977) menggunakan dimensi vertical ini sebagai itik awal dari penentuan dimensi vertical oklusal, karena menurut banyak ahli, posisi istirahat rahang bawah terhadap muka dan kepala adalah tetap seumur hidup.
b. Dimensi Vertikal Oklusal ialah jarak vertical antara rahang atas dan rahang bawah pada waktu gigi geligi beroklusi. 2
Sumber Referensi
Haeryanto,dkk. 1991. Ilmu geligi tiruan Sebagian Lepasan. Jakarta: Hipokrates1
Itjiningsih.1996. Geligi Tiruan Lengkap Lepasan. Jakarta: EGC2
0 komentar:
Posting Komentar