Selasa, 17 Desember 2013

ABSES DENTOALVEOLAR AKUT

Abses Dentoalveolar akut merupakan inflamasi purulent akut dari jaringan periapikal, berasal dari gigi nonvital, terutama ketika mikroba keluar dari akar gigi yang terinfeksi masuk ke dalam jaringan periapikal. Secara klinis, memiliki karakteristik symtoms (gejala). Gejala ini diklasifikasikan menjadi lokal dan sistemik.
1. Local Symtoms
a. Nyeri Keparahan nyeri tergantung pada tahap perkembangan dari inflamasi. Pada fase awal, terasa adanya nyeri tumpul yang terus-menerus dan respon akan semakin memburuk selama perkusi dilakukan atau bahkan jika berkontak dengan gigi antagonis. Jika rasanya sangat nyeri dan berdenyut, itu berarti akumulasi pus masih terjadi dalam tulang atau dibawah periosteum. Menghilangkan nyeri dimulai setelah terjadi perforasi pus pada periosteum dan masuk ke dalam jaringan lunak
b. Edema Edema muncul di intraoral maupun ekstraoral dan biasanya berada pada bukal dan jarang pada bagian palatal atau lingual. Pada fase awal inflamasi jaringan lunak, sisi yang terkena yaitu sisi yang terlihat karena system saraf yang mengatur reaksi jaringan, terutama periosteum. Inflamasi ini muncul sebelum pus, khusunya pada jaringan yang memiliki ruang kosong seperti pada daerah sublingual, bibir, atau kelopak mata. Biasanya edema ditandai dengan kemerahan pada kulit. Pada fase akhir, inflamasi berfluktuasi terutama pada mukosa dari rongga mulut. Tahap ini, dianggap tepat untuk melakukan insisi dan drainase pada abses.
c. Gejala lain Yaitu terasa adanya mobilitas gigi, gigi terasa sensitive jika disentuh dan kesulitan menelan juga tampak terlihat.

2. Systemik symtoms
Gejala sistemik biasanya memperlihatkan gejala: demam sampai meningkat 39-40oC, panas dingin, malaise dengan rasa tidak enak pada otot dan sendi, anoreksia, insomnia, mual, dan muntah. Hasil laboratorium memperlihatkan leukositosis atau leukopenia, meningkatnya sedimentasi leukositosis dan peningkatan level C-reactive protein (CRP) Komplikasi Jika inflamasi tidak segera ditangani, maka akan menyebabkan komplikasi sebagai berikut: Trismus, limfadenitis pada limfonodus, osteomielitis, bakterimia, dan septikemia. Diagnosa banding dari abses dentoalveolar akut yaitu abses periodontal. Penyebaran Pus Dalam Jaringan: Dari tahap awal, pus dapat menyebar melalui 3 cara, yaitu:
1. Secara terus-menerus memalui ruang dan bidang
2. Melalui system limfatik
3. Melalui sirkulasi darah Rute penyebaran pus secara umum yaitu secara terus-menerus pada ruang dan bidang. Pertama, pus dibentuk pada tulang cancellous dan menyebar dengan berbagai arah dengan cara penyajian jaringan yang tidak resisten. Penyebaran pus ke daerah bukal, palatal atau lingual tergantung pada posisi dari lengkung rahang, ketabalan tulang, dan jarak perjalanan pus. Inflamasi purulen dapat dihubungkan dengan dekat puncak bukal atau labial tulang alveolar biasanya menyebar pada bagian bukal. Sementara itu,tulang alveolar dengan dekat puncak palatal atau lingual menyebar pada bagian palatal atau lingual secara berturut-turut. Sebagai contoh: akar palatal dari gigi posterior dan gigi insisivus lateral rahang atas dipertimbangkan bertanggung jawab pada penyebaran pus di daerah palatal. Sementara itu, gigi molar tiga rahang bawah dan kadang-kadang molar kedua rahang bawah diperkirakan bertanggung jawab terhadap penyebaran infeksi di daerah lingual. Pafa fase selular, tergantung pada rute dan tempat inokulasi dari pus. Abses dentoalveolar akut memiliki berbagai gambaran klinis yaitu (1) intraalveolar, (2) subperiosteal, (3) submukosa, (4) subkutan, and (5) fascial ormigratory – cervicofacial. Pada tahap awal dari fase selular ditandai dengan akumulasi pus pada tulang alveolar yang disebut abses intraalveolar. Pus kemudian menyebar dan terjadi perforasi tulang yang kemudian menyebar pada ruang subperiosteal yang disebut abses subperiosteal, dimana pus terakumulasi diantara tulang dan periosteal. Setelah perforasi di periosteum, pus kemudian menyebar ke jaringan lunak dengan berbagai arah. Biasanya menyebar pada daerah intraoral, menyebar di bawah mukosa disebut sebagai abses submukosa. Kadang-kadang, lebih dulu menyebar melewati jaringan ikat dan setelah itu berakumulasi di bawah kulit dan membentuk abses subkutan. Pada waktu yang lain, pus menyebar ke arah ruang fascial, membentuk abses serius yang disebut abses ruang fascial

Sumber : Frgizkos, FD. 2007. Oral Surgery. Verlag Berlin Heidelberg: Springer. Pg: 206-218

0 komentar:

Posting Komentar